Any coalition has its troubles, as every married man knows. (Arthur H. Sulzberger)
Apa arti suatu partai itu kuat atau lemah di parlemen? secara positif, suatu partai dikatakan kuat jika partai tersebut mampu memenangkan inisiatif dan usulan-usulannya. Suatu partai juga dinilai kuat jika partai tersebut mampu mencegah inisiatif atau usulan-usulan yang tidak sesuai dengan keinginan partai tersebut
Sering kali orang mengira bahwa kekuatan suatu partai itu proporsional dengan jumlah kursi yang dimiliki oleh partai tersebut. Pendapat seperti itu mengabaikan fakta adanya "pemilih berayun" (swing voters) pada saat pemungutan suara. Pemilih berayun ini walaupun kecil sering kali mampu menentukan hasil akhir pemilihan di parlemen.
Lantas bagaimana mengukur kekuatan suatu partai mempengaruhi proses politik? apakah perolehan jumlah kursi di parlemen selalu mencerminkan kekuatan partai? Katakan hanya ada tiga partai Biru (B), Kuning (K), dan Merah (M) dengan jumlah kursi masing- masing: B-280 kursi (50%), K-252 kursi (45%), dan M-28 kursi (5%). Apakah itu berarti partai Merah tidak punya kekuatan menghadapi partai Biru dan Kuning? Tentu saja tidak sesederhana itu. Lantas bagaimana menghitung kekuatan masing-masing partai dalam mempengaruhi proses politik?
Ada beberapa cara untuk menghitung voting power. Salah satunya diberikan oleh Banzhaf yang metodologi perhitungannya diberikan di akhir tulisan ini. Namun, beruntung kita tidak perlu melakukan kalkulasi sendiri dengan metodologi yang cukup rumit dan memakan waktu tersebut. Kita bisa meminta bantuan internet untuk menghitung voting power dari masing-masing partai seperti diberikan di laman ini http://www.warwick.ac.uk/~ecaae/ipdirect.html]
Mari kita masukkan data tiga partai tersebut di atas ke dalam laman tersebut seperti ini:
Figure 1
Hasilnya sama seperti kalkulasi manual yang diberikan di akhir tulisan ini.
Figure 2
Perhatikan perbedaan antara index Banzhaf dan persen kursi yang dimiliki masing-masing partai. Yang paling mencolok, partai Merah tidak selemah seperti yang tercermin dalam jumlah kursinya yang hanya 5%. Sebaliknya, walaupun Kuning menguasai 45% suara, namun voting power-nya sama dengan Merah, hanya 20%.
Penerapan di Indonesia
Tabel berikut memberikan komposisi jumlah suara fraksi-fraksi di DPR
Tabel 1
Kita masukkan data tersebut ke laman kalkulasi online yang sudah diberikan tautannya di atas, dan biarkan laman tersebut menghitung voting power untuk masing-masing partai. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Hasilnya kurang menarik. Kebetulan hasil perhitungan untuk Indonesia menunjukkan bahwa kekuatan mempengaruhi hasil voting tidak berbeda jauh dari persentase kursinya. Beda dengan di Inggris misalnya, pernah Partai Liberal Demokrat yang hanya menguasai 8% kursi, namun memiliki voting power 23%.
Pertanyaan berikutnya bagaimana jika Setgab Koalisi yang dibentuk beberapa tahun lalu benar-benar satu suara untuk setiap isyu. Tanpa perlu menghitung Voting Power Index, kita tahu bahwa koalisi enam partai tersebut sudah menguasai 423 suara. Sudah lebih dari cukup untuk memenangkan setiap usulan koalisi atau menolak usulan fraksi di luar koalisi. Voting power indexnya pasti sama dengan satu
Namun realitas politik bicara lain, kita tahu bahwa Golkar dan PKS tidak sepenuhnya sejalan dengan koalisi dalam pemungutan suara BBM kemarin dan sebagai akibatnya PKS dikeluarkan dari koalisi? Jika Golkar bisa dijamin selalau sejalan dengan koalisi, maka voting power koalisi tetap sebesar satu karena jumlah suara 5 partai koalisi (366) sudah jauh di atas aturan mayoritas (281)
Sekarang katakan empat partai dalam koalisi, PD, PPP, PAN dan PKB selalu loyal terhadap koalis, namun sebagaian anggota Golkar ada yang loayal ada yang angin-anginan. Kita tahu bahwa jumlah empat partai dalam koalisi, PD, PPP, PAN dan PKB yang selalu setia terhadap pemerintah adalah 260. Jadi untuk bisa selalu mayoritas diperlukan 21 anggota Golkar yang loyal.
Jika tidak bisa mendapatkan 21 anggota yang loyal, pertanyaannya berapa jumlah anggota Golkar loyal yang diperlukan agar koalisi bisa efektif? Hasil hitungan Banzhaf Index menunjukkan bahwa voting power tidak berubah dengan memiliki 5, 10, atau 15 anggota Golkar yang loyal, semuanya memberi voting power index sebesar 0.75. Artinya, cukup dengan hanya memiliki 5 anggota Golkar yang loyal, koalisi akan mempunyai probabilitas tiga kali menang dan satu kali kalah untuk setiap empat kali pemilihan. Bagaimana mendapatkan 5 anggota Golkar yang selalu loyal kepada koalisi? itu pertanyaan yang bisa dijawab oleh pengamat dan/atau pemain politik
***
Metodologi menghitung voting power:
Katakan suatu parlemen di negar antah berantah memiliki komposisi partai seerti berikut ini
- Partai Biru (B)-280 kursi (50%)
- Partai Kuning (K)-252 kursi (45%)
- Partai Merah (M)-28 kursi (5%)
- Perlu dijabarkan terlebih dahulu syarat kemenangan dalam pemungutan suara. Katakan aturan yang dipakai adalah aturan mayoritas sederhana 50%+1. Maka diperlukan 281 suara untuk memenangkan pemungutan suara
- Catat satu demi satu kemungkinan koalisi yang bisa menghasilkan suara mayoritas (winning coalition). Dalam contoh di atas, kemungkinan koalisinya adalah: BK - 532 suara, BM - 308 suara, BMK - 560 suara. Koalisi KM tidak perlu disertakan, karena bukan winning coalition, karena hanya mengasilkan 280 suara,
- Ketiga, untuk masing2 koalisi, tentukan partai yang kritikal menentukan hasil koalisi tersebut. (i) dalam koalisi BK, B dan K keduanya kritikal karena jika salah satu membelot, maka tidak tercapai mayoritas. Untuk memudahkan perhitungan, partai kritikal ditulis dalam huruf tebal (B,K). (ii) dalam koalisi BM, B dan M keduanya kritikal karena jika salah satu membelot, maka tidak tercapai mayoritas. (B,M) (iii)dalam koalisi BMK, hanya B yang kritikal, karena jika M atau K membelot, tetap tercapai mayoritas. (B,M,K)
- Jumlah seluruh kemungkinan kritikal (yang berhuruf tebal). B tiga kali kritikal, K satu kali kritikal, M satu kali kritikal. Total ada 5 kemungkinan kritikal. (ini akan jadi pembilang dalam Banzhaf power index)
- Hitung Banzhaf power index untuk masing partai: Biru: tiga kali kritikal, maka power indexnya = 3/5 (60%). Kuning: sekali kritikal, maka power indexnya = 1/5 (20%). Merah: sekali kritikal, maka power indexnya = 1/5 (20%)