Monday, January 6, 2014

Bukan cuma Indonesia yang menaikan harga LPG

Ternyata bukan cuma Indonesia,  India, Philippines dan Thailand juga menaikkan harga LPGnya. Ini bisa dimengerti mengingat harga gas Propane dan Butane dunia memang cenderung meningkat sejak 2009, dan naik tajam sejak Oktober 2013

Sumber: CP Aramco

Perbandingan harga LPG di negara-negara tetangga, berapa persen dan kapan harga itu naik akhir-akhir ini bisa dilihat di tabel berikut. Seperti biasa harga energi Indonesia termurah 



Malaysia memberi subsidi sebesar R 27.79 untuk LPG 14 kg ( http://bit.ly/1bL4tZP ). Berarti R 23.82 untuk 12 kg, dengan nilai tukar Rp. 3,707 per ringgit maka besarnya subsidi yang diberikan pemerintah Malaysia adalah Rp. 88,300. Jadi harga keekonomian LPG 12 kg di Malaysia adalah Rp. 172,824 

Sumber: 
India http://bit.ly/JvmkgU
Philippines http://bit.ly/19MNzzM

Friday, January 3, 2014

Gimana sih itung-itungan harga LPG?

Bagaimana hitungan harga LPG? sejak dulu acuan Pertamina adalah harga kontrak LPG Aramco yang telah mencapai US$ 1172.5 per metric ton bulan lalu.

Rumus untuk menghitung harga keekonomian LPG adalah 

((1+bm)*CpA+fc)*Er/1000 + md

bm = bea masuk impor yang besarnya 1.88%
CpA = Harga kontrak Aramco yang menurut pertamina US$ 873/MT (http://bit.ly/1fZNur0 )
fc = biaya pengapalan yang besarnya US$ 68.64
Er = nilai tukar US$ sekitar Rp. 12,000/$
md = margin distribusi sekitar Rp. 1750/kg

kalau rumus itu dimasukkan maka harga keekonomian LPG per kg adalah Rp. 13,247/kg untuk 12 kg sekitar Rp. 158,000

Pertanyaannya tetap sama seperti pertanyaan untuk BBM, apakah patokannya harga keekonomian (berdasar harga internasional CP Aramco) atau biaya produksi Pertamina (HPP)?

Ekonom yang konsisten dengan konsep biaya opportunitas cenderung memakai referensi harga internasional walaupun tidak ada sekilogrampun LPG yang diimpor

Sebaliknya Kurtubi dan KKG berpendapat, patokan yang tepat adalah HPP Pertamina, tidak perduli harga internasional sudah melonjak tinggi. Dalam kasus LPG Kurtubi berpendapat hanya 20% LPG yg diimpor, jadi lebih tepat HPP pertamina yang jadi patokan ( http://bit.ly/1ev855n )

... dan debat ini tidak pernah selesai, baik untuk BBM maupun LPG