Friday, March 21, 2014

Kalkulus Demokrasi

Kalau 100% pemilih itu ignorant apakah demokrasi bisa berfungsi? kalau 100% pemilih ignorant maka pilihan mereka akan random, seperti menghitung kancing. Siapa yang akan menang dalam pemilu ya random saja. Memang benar kalau 100% pemilih buta sejarah, buta politik demokrasi tidak memberi harapan. pelanggar HAM bisa naik, koruptor bisa naik

Untungnya demokrasi tidak memerlukan 100% pemilih yang melek politik, melek sejarah. Kalau 1% saja yang well informed dan mampu memilih dengan bijak bagaimana? Masing2 kandidat akan mengabaikkan 99% pemilih random dan fokus memperebutkan 1% yang bijak. Akibatnya demokrasi hanya ditentukan oleh 1% yang bijak itu. Satu persen yang bijak itu akan mencari informasi sebanyak2nya tentang rekam jejak kandidat, menyimak baik-baik debat politik dan memutuskan pilihannya. Jadi demokrasi yang hanya ditentukan oleh 1% yang bijak ini mirip ideal Plato, government by the wise.

***
Itu teori indah-nya, tapi asumsi bahwa pemilih yang buta politik memilih secara random tidak selalu benar. Masih mending kalau 99% pemilih itu pemilih yang memilih dengan menghitung kancing. Akan jadi masalah kalau terdapat bias secara umum, misalnya bias rasis, bias nasionalisme sempit/bias anti asing, dan masih banyak bias lainnya. Bisa saja terjadi, misalnya, 51% pemilih bias rasis, 48% tidak rasis, dan 1% bijak yang bisa menilai apakah isyu itu esensinya rasisme atau bukan. Tetap saja yang bias rasis yang menang. 1% yang bijak tidak bisa "mengendalikan" hasil demokrasi.

Jadi: (1) dalam demokrasi tidak mutlak bahwa mayoritas harus well informed, demokrasi cuma perlu minoritas bijak. Argumen bahwa suatu negara tidak siap melakukan demokrasi karena mayoritas pemilihnya tidak berpendidikan, tidak sepenuhnya tepat  (2) Pendidikan publik tetap penting untuk menghindari bias2 umum yang merusak (3) Walaupun ada bias2 ini, namun bias inipun tidak statis, Indonesia misalnya yang dulu mayoritasnya tidak terlalu perduli pada HAM, belajar dari kesalahan pilihan sebelumya menjadi semakin perduli pada isyu HAM.

Tetap demokrasi sistim terbaik

No comments:

Post a Comment